Bekasi, Harian Bekasi — Warga di wilayah utara Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, mulai mengalami krisis air bersih dan air untuk persawahan akibat kemarau. "Kami mengalaminya sejak satu bulan lalu. Sumber air untuk keperluan sawah dan konsumsi warga semakin hari semakin berkurang," kata Rohimat (33), tokoh masyarakat di Kecamatan Cabang Bungin, Kabupaten Bekasi, Jumat.
Menurut dia, krisis air terjadi disejumlah tempat seperti Kecamatan Babelan, Tambelang, Cibarusah, dan sebagian Kecamatan Pebayuran. "Masyarakat di sana juga mengeluhkan sulitnya mendapat air bersih untuk keperluan sehari-hari," ujarnya.
Masalah kekurangan air, kata Rohimat, terjadi setiap tahun. "Yang saya heran pemerintah terkesan tidak punya inisiatif melakukan peningkatan pencegahan sebelum musim kering datang. Upaya antisipasinya hampir sama setiap tahun dan jarang membawa dampak yang signifikan," katanya.
Ketua Kelompok Tani Kecamatan Cabang Bungin, Samit (42), mendesak dilakukannya penambahan jumlah alat pompa guna mengatasi masalah kekurangan air untuk pertanian pada musim kemarau. "Kami sangat mengharapkan penambahan pompa air. Karena lahan sawah di wilayah kami berada di atas permukaan kali, sehingga air perlu disedot menggunakan pompa agar bisa mengairi sawah," kata Samit.
Secara terpisah, Kepala Bidang Sumber Daya Mineral Dinas Bina Marga dan Pengairan Kabupaten Bekasi Hadiat S mengatakan, sebagian besar masyarakat di wilayah utara memanfaatkan air sumur dangkal dengan kedalaman maksimum 20 meter. "Padahal, air sumur dangkal di wilayah utara Kabupaten Bekasi tidak layak minum, meskipun dengan proses pemasakan terlebih dahulu, karena kandungan airnya sudah tercemar limbah industri," kata Hadiat.
Sebagian masyarakat di Bekasi utara ada yang memanfaatkan air Sungai Kanal Tarum Barat yang berasal dari aliran Sungai Citarum. "Tapi itu hanya mampu memasok kurang dari 60 persen kebutuhan air bagi pertanian dan konsumsi warga setempat," kata Hadiat.
Berdasarkan data Dinas Pertanian, kata dia, luas area pertanian di wilayah utara 3.500 hektar. Untuk menanggulangi masalah kekeringan, pemerintah telah mendistribusikan 770 pompa ke masing-masing kelompok tani.
Peran Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Bekasi sebagai penyalur air bersih, kata Hadiat, belum dirasakan sebagian warga di utara. Humas PDAM Bekasi, Rizal MN mengaku bahwa pelanggannya hanya sedikit di wilayah utara Kabupaten Bekasi. "Dari semua rumah tangga yang dilayani oleh PDAM, 70 persennya berada di Kota Bekasi, sisanya di Kabupaten Bekasi, itu pun wilayah selatan yang paling banyak, dan utara sangat minim sekali," kata Rizal.
No comments:
Post a Comment