Berita Utama

>Pasca Penggrebekan, Wali Kota Bekasi Perintahkan Pendataan Ulang Bekasi, Harian Bekasi - Pascapenggrebekan sarang teroris di Perumahan Puri Nusaphala Blok D-12 Jatiasih Bekasi, Wali Kota Bekasi Mochtar Mohammad memerintahkan....

Baca Selengkapnya....

Akurat Dan Tepat Lorem ipsum dolor sit amet, consectetuer adipiscing elit. Quisque sed felis. Aliquam sit amet felis. Mauris semper, velit semper laoreet dictum, quam diam dictum urna, nec...

Baca Selengkapnya...

Cash-Out Refinance For many, their homes are just not dwellings that protect them against rain, sun, and wind. But they are piggy banks, which can be used to raise some urgent money, even if...

Readmore

SAMPAIKAN KRITIK, MASUKAN ATAU SARAN ANDA MENGENAI BLOG KAMI DENGAN SMS KE 021-70522100 ATAU EMAIL KE harianbekasi@gmail.com....:::...Terima Kasih Bagi Anda yang telah memberikan masukan kepada kami, semoga kami dapat lebih baik lagi memberikan informasi dan lain sebagainya.

Thursday, July 23, 2009

0
Mahkamah Konstitusi Membatalkan Dua Calon Legislatif Kota Bekasi

Harian Bekasi Bekasi - Dua calon legislatif terpilih asal Kota Bekasi, Jawa Barat, dibatalkan Mahkamah Konstitusi (MK) karena perolehan suaranya tidak riil. Keduanya adalah Suherman dari Partai Golongan Karya (Golkar), dan Gusnal dari Partrai Persatuan Pembangunan (P3).

Hasil penghitungan suara Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Bekasi, menyebutkan bahwa Suherman, calon legislatif nomor urut 2 untuk daerah pemilihan 3 (Kecamatan Bekasi Utara) mendapat 2.917 suara. Namun menurut MK, perolehan sebenarnya hanya 2.841 suara atau ada selisih 76 suara yang diduga fiktif.

Adapun Gusnal, calon legislatif dari daerah pemilihan 4 (Bekasi Selatan dan Jatiasih), itu menurut KPU Kota Bekasi mendapat 6.121 suara. Tetapi setelah di oleh MK, yang bersangkutan hanya mendaat 6.060 suara saja.

Sebaliknya, MK mengabulkan dua gugatan calon legislatif yang dinyatakan KPU Kota Bekasi telah gagal. Yaitu, Ny Tamimah, calon legislatif nomor urut 1 Partai Golkar menggatikan Suherman. Awalnya, Tamimah hanya mendapat 2.807 suara, naik menjadi 2.871 suara.

Lisbet Morliner, calon legislatif nomor urut 1 dari Partai Damai Sejahtera (PDS) menggatikan Gusnal. Lisbet yag awalnya hanya mendapat 6.085 suara, naik menjadi 6.107 suara.

Keputusan pembatalan dua calon legislatif itu disahkan dalam rapat pleno penetapan calon terpilih berdasarkian putusan MK, di kantor KPU Kota Bekasi, jalan Juanda, Kota Bekasi, hari ini Rabu (22/7).
Ketua KPU Kota Bekasi Hendi Irawan, mengatakan pembatalan dua calon legislatif terjadi karena ada perbedaan hasil penghitungan suara antara panitia di kecamatan dengan MK. "Menurut MK, data hasil suara yang diajukan penggugat lebih benar," kata Hendi, kepada Tempo di kantornya.

Menurut Hendi, keputusan MK tersebut tidak bisa lagi diganggu gugat meski KPU KOta Bekasi turut keberatan. Surat permohonan banding telah disampaikan, tetapi tidak direspons dengan alasan sudah final.

KPU Kota Bekasi, lanjut Hendi, tidak menemukan ada kesalahan ataupun unsur kesengajaan oleh panitia pemungutan suara di tingkat kecamatan yang awalnya memenangkan Suherman dan Gusnal. "Terjadi karena masalah teknis penghitungan," katanya.

0
PENYIMPANGAN DANA DI KOTA BEKASI CAPAI Rp8,3 M

Harian Bekasi - Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) melaporkan telah menemukan penyimpangan atas pendapatan keuangan daerah sebesar Rp83
miliar di lingkungan Pemerintah Kota (Pemkot) Bekasi.

Ketua Komisi A DPRD kota Bekasi, Sutriyono, Senin, mengatakan Angka tersebut hasil kesimpulan pemeriksaan BPK atas Pendapatan Daerah pemkot Bekasi tahun anggaran (TA) 2008 sampai dengan bulan Agustus, yang dilakukan atas dasar amanat Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004
tentang pemeriksaan pengelolaan dan tanggung jawab kauangan negara.

"Dalam laporan tertanggal 12 Maret 2009 yang sampai kepada pihak kami Dewan), BPK menyebutkan, penyimpangan keuangan pada tahun anggaran
2008 mencapai Rp83 miliar atau 11,38 persen dari realisasi Anggaran pendapatan Daerah yang diperiksa sebesar Rp732 miliar". Tuturnya

Penyimpangan tersebut terdiri atas kekurangan penerimaan sebesar Rp29 miliar dan uang yang tidak dapat dipertanggungjawabkan (temuan
administrasi) sebesar Rp53 miliar.

Dalam laporan bernomor 09/S-HP/XVII.BDG/03/2009 yang bisa diakses selalui www.bpk.com tersebut, BPK menyebutkan, penyimpangan anggaran
tersebut terjadi karena pelaksanaan sistem pengendalian internal yang kurang efektif, khususnya mengenai prosedur kerja dan ketaatan pada
azas yang tidak sepenuhnya dilaksanakan secara baik oleh para pelaksana maupun penanggungjawab kegiatan yang berkaitan dengan
pengelolaan pendapatan daerah.

Hasil pemeriksaan yang dilakukan BPK terdiri dari 14 point, diantaranya, Pajak Bumi dan bangunan Tahun 2008 sampai dengan 25
September 2008, belum dilunasi sebesar Rp27 Miliar dan sanksi administrasi sebesar Rp538 Juta belum dilunasi,

lanjutnya, Retribusi pemakaian kekayaan daerah sewa tanah sarana osial sebesar Rp2,2 Miliar, serta pajak reklame pada 54 Statsiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) diwilayah kota Bekasi TA 2008 minimal sebesar Rp100 Juta belum terpungut.

DPRD kota Bekasi, lanjutnya, akan menjadikan audit BPK sebagai alat untuk mencermati laporan tersebut, bila benar terbukti pihaknya akan
menyikapi lembaga-lembaga terkait.

"BPK menyarankan kami (Dewan), agar kelemahan-kelemahan tersebut diatasi dan kekurangan penerimaan yang merugikan keuangan daerah
segera ditagih dan disetorkan ke Kas Daerah paling lambat 60 hari". katanya.

Kepada para pelaksana dan penanggungjawab kegiatan pengelolaan pendapatan daerah yang lalai melaksanakan tugas, BPK merekomendasikan
untuk penjatuhan sanksi sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Terkait temuan BPK ini, Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Bekasi Chandra Utama Effendi, membantah hasil audit BPK bahwa itu bukan penyimpangan.

Kekurangan dana pendapatan Rp 83 miliar masih ada di pihak yang berkewajiban membayar pajak. "Belum kami tagih," kata Tjandra ketika
dikonfirmasi terpisah.

Menurut dia, aturan penagihan pajak masih memakai peraturan daerah (Perda) lama yang berlaku, sedangkan pemerintah kota bekasi saat ini
telah menggunakan Perda baru yang tarif pajaknya lebih besar.

0
Sekda Ingin Bangun Rumah Gadang Ditolak DPRD Kota Bekasi

Harian Bekasi - Keinginan Sekda Kota Bekasi, Tjandera Utama, membangun rumah gadang (rumah adat Sumatera Barat) di Kota Bekasi dengan biaya APBD ditolak DPRD. Pembangunan rumah gadang menurut dewan kurang tepat apalagi masyarakat Bekasi sendiri tidak memiliki rumah adat.
"Ada atau tidaknya rencana pembangunan tersebut belum dibicarakan dengan Komisi A. Kita akan cari tahu lokasinya di mana dan mengapa rumah gadang bukan rumah adat Bekasi," ujar anggota Komisi A DPRD, Ismail Ibrahim, kemarin.
Menurut dia, seharusnya Komisi A diajak bicara karena berwewenang mengadakan lahan untuk bangunan milik pemkot. "Apalagi pembangunan masuk APBD 2008 yang dengan biaya Rp 400 juta. Selama ini kita belum melihat spesifikasi pembangunan rumah gadang dalam APBD," imbuhnya.
Wakil Ketua Komisi A, Ngaji Ngumboro menjelaskan, memang sekda memiliki anggaran pos bantuan dalam APBD. "Tapi bila rumah gadang menggunakan pos bantuan, seharusnya Komisi A diberitahu. Kita akan tanya sekda di mana lokasinya dan biayanya. Tapi setahu saya APBD 2008 tidak alokasi untuk rumah gadang," katanya.
Sekda Tjandera Utama yang dihubungi terpisah mengatakan, pembangunan rumah gadang bisa diambil dari pos mana saja selama ada permintaan dari masyarakat. "kalau wartawan ingin tahu lebih jauh tentang rumah gadang, tanyakan langsung kepada panitia pembangunan," kata Sekda, yang juga Ketua Paguyuban Masyarakat Minang.

0
PEMILIHAN SEKDA KOTA BEKASI MELALUI PEMUNGUTAN SUARA

Pemilihan figur calon Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Bekasi akan dilakukan melalui pemungutan suara dengan melibatkan seluruh pegawai negeri sipil (PNS) di pemda tersebut.

Wali Kota Bekasi Mochtar Mohamad di Bekasi, Selasa (7/10) mengatakan, pemilihan figur calon Sekretaris Daerah (Sekda) dilakukan melalui pemungutan suara secara demokratis agar menghasilkan pejabat yang aspiratif. Sebanyak 12.000 PNS di jajaran Pemko Bekasi akan memberikan hak pilihnya dengan cara mencoblos tanda gambar calon figur Sekda tanpa intimidasi dari atasan mereka masing-masing.

Mekanisme pemilihan adalah setiap PNS mendapat hak satu suara untuk diberikan kepada salah seorang figur calon Sekda Kota Bekasi, yang dianggap mampu menduduki kursi jabatan karier tertinggi birokrat di Pemko Bekasi. Saat ini, sudah ada 10 figur calon sekda yang memenuhi persyaratan administratif yang akan dipilih oleh 12.000 PNS mulai dari tingkat kelurahan hingga Pemkot Bekasi mulai Januari 2009.

Persyaratan figur calon Sekda Kota Bekasi antara lain, golongan IV B, pernah menjabat kepala dinas sebanyak dua kali, usia maksimal 54 tahun dan belum pernah tersangkut hukum. Figur calon Sekda Kota Bekasi juga harus mampu menjabarkan visi dan misi sesuai dengan program rencana pembangunan jangka menengah (RPJM) Wali Kota Bekasi di hadapan PNS.

Setelah pemaparan visi dan misi sesuai dengan RPJM itu, diharapkan PNS dapat menentukan pilihan mereka kepada salah satu figur calon Sekda Kota Bekasi untuk menyaring tiga besar calon sekda. Tiga figur calon sekda yang terpilih akan diuji kemampuan mereka oleh Ketua Badan Pertimbangan Jabatan dan Kepangkatan (Baperjakat) Pemko Bekasi dengan mengikutsertakan anggota Dewan setempat.

Setelah melalui uji kemampuan, Baperjakat Pemko Bekasi akan menentukan urutan pertama, kedua dan ketiga sesuai dengan hasil perolehan nilai untuk diajukan ke Gubernur Provinsi Jawa Barat (Jabar) Ahmad Heryawan. Gubernur Provinsi Jabar akan memilih satu diantara tiga calon tersebut yang dianggap mampu mengemban tugas jabatan Sekda Kota Bekasi. “Bisa saja Gubernur Jawa Barat, Ahmad Heryawan memilih figur calon Sekda Kota Bekasi tidak sesuai dengan nomor urut mereka,” ujar Mochtar Mohamad.

Menanggapi mekanisme pemilihan figur calon Sekda melalui pemungutan suara dengan melibatkan seluruh PNS, Wakil Ketua DPRD Kota Bekasi, Ahmad Syaikhu mengatakan tidak ada aturan dan tidak lazim.

Memilih calon Sekda hak perogratif walikota atau bupati, penjaringan calon sekda melalui pemungutan suara tidak benar, karena akan membutuhkan biaya pelaksanaan yang tidak sedikit. “Untuk apa membuang-buang biaya yang tidak perlu, saya minta Mochtar Mohamad untuk melaksanakan aturan dalam memilih calon Sekda Kota Bekasi,” ujarnya.

0
Sekda Kota Bekasi Diminta Copot Jabatan

Harian Bekasi - Belum lama ini demo besar-besaran digelar sejumlah himpunan masyarakat Kota Bekasi, antara lain Solidaritas Masyarakat Bekasi (Somasi), Himpunan Mahasiswa Bekasi (Himasi), GPO, Serikat Pemuda Bekasi (SPB), Solidaritas Masyarakat Untuk Transformasi Sosial (SUMUTs), SEMA BSI Bekasi dan BEM Mulya Pratama.

Meraka ramai-ramai mendemo Tjandra Utama Effendi selaku Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Bekasi, dengan tuduhan Sekda memprioritaskan sanak famili dalam masalah Calon Penerimaan Pegawai Negeri Sipil (CPNS) kendati masih tergolong baru tenaga kontrak di lingkungan Pemkot Bekasi.

Para pendemo itu menuntut agar Sekda Pomkot Bekasi dipecat dari jabatannya, sehubungan dengan ajimumpung yang dilakukan saat pelaksanaan penerimaan CPNS tahun anggaran (TA) 2006. Yang menurut mereka dalam pengumuman 15 Maret 2006 yang lulus banyak sanak famili Tjandra Utama Effendi dalam CPNS itu, padahal familinya itu masih tergolong tenaga kontrak baru, sehingga bertentangan dengan Peraturan Pemerintah No. 48 Tahun 2005 tentang menjadi CPNS, yang mengatur dalam pengangkatan tenaga Honorer menjadi Pegawai Negeri Sipil (PNS) berdasarkan usia dan masa kerja, sesuai dengan Pasal 3 ayat 2 peraturan tersebut.

Dikatakan, Bekasi merupakan tinta merah oknum pejabat yang sangat luar biasa KKN-nya dan melihat dari tindakannya pada inplementasi APBD Tahun Anggaran (TA) 2004. Tjandra dituding menjadi otak proyek Pemda Kota Bekasi senilai Rp 13,5 miliar dengan 8 paket proyek yang seharusnya terlebih dahulu dibentuk Panitia Pengadaan sesuai dengan Kepres No. 80 Tahun 2003 Pasal 10 ayat 1 dimana proyek di atas nilai Rp 50 juta harus ditenderkannya. Ternyata oleh Tjandra dibuat penunjukan langsung dan tidak ditenderkan. Hal inipun dibuat para pendemo untuk modal untuk memaksa Sekda itu supaya dipecat.

Termasuk permasalahan Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sampah Bantar Gebang disoroti, karena dituding juga Tjandra di dalamnya sebagai otaknya dan ketika itu Tjandra masih menjabat Kepala Dinas PU Bina Marga Kota Bekasi, sehingga dengan gampang diaturnya untuk mengkoleksi permasalahan itu agar tidak dapat terungkap.

Terungkapnya semua permainan Tjandra Utama Effendi itu berdasarkan hasil investigasi berbagai himpunan masyarakat dan pemuda Kota Bekasi dan membeberkannya, tetapi yang menjadi tabir utama adalah pada saat penerimaan CPNS baru-baru ini.

Gelar demo itu mereka mendesak pihak Kepolisian RI untuk melakukan pemeriksaan atas tindakan Sekda dalam dugaan Nepotisme CPNS, kepada Kejagung RI atas dugaan praktek KKN dalam penunjukkan langsung 8 paket proyek dari sumber dana APBD Kota Bekasi TA 2004. Juga meminta kepada Komisi Pemberantasan Korupsi tindak pro-judisial agar Sekda dapat ditindak tegas, beserta Walikota Bekasi diminta untuk membuat rekomondasi ke Pemerintah Propinsi dalam pencopotan jabatan Sekda.

Selain itu para pendemo ini juga mengajak semua Tenaga Kerja Kontrak (TKK) Pemda Kota Bekasi untuk melakukan mosi tak percaya kepada Tjandra Utama Effendi Sekda Kota Bekasi.

Wednesday, July 15, 2009

0
PSB Online di Bekasi Kurang Dimanfaatkan

Harian Bekasi, - Sistem Penerimaan Siswa Baru (PSB) "online" di Kota Bekasi kurang dimanfaatkan oleh orang tua siswa baru yang tetap mendatangi sekolah-sekolah untuk melakukan pendaftaran, padahal sistem tersebut digunakan untuk memberikan kemudahan bagi pendaftar.

Kepala Dinas Pendidikan Kota Bekasi, Kodrato, di Bekasi, Rabu, mengatakan, masyarakat belum mengikuti petunjuk dan sosialisasi yang telah dilakukan dalam penerimaan siswa baru, meski pemberitahuan dan pemberitaan di media sudah sering dilakukan.

"Tujuan PSB online untuk menghindari kerepotan orang tua kurang tercapai. Kita bisa maklumi karena sistem ini baru mulai diterapkan pada PSB 2009 hingga orang tua masih merasa lebih aman dengan datang langsung ke sekolah," ujarnya.

Ia mengatakan, dalam sistem PSB "online" orang tua juga bisa mendaftarkan anaknya dari sekolah terdekat menggunakan fasilitas internet yang sudah disediakan PT Telkom, langsung ke empat sekolah yang dipilih.

Seluruh sekolah negeri di Kota Bekasi sudah menerapkan sistem PSB "online" melalui program Sistem Informasi Aplikasi Pendaftaran (SIAP) PSB online bekerjasama dengan PT. Telkom.

Pendaftaran "online" akan berlangsung hingga 4 Juli mendatang, begitu juga dengan pendaftaran langsung ke sekolah-sekolah.

Kodrato menyatakan dengan sistem "online" bisa memberikan kemudahan kepada siswa memilih sekolah sesuai nilai UN yang diraih, menghindari pilih kasih dalam penerimaan siswa serta meminimalkan terjadinya kecurangan.

Sebelumnya aparat Diknas telah meminta sekolah mempersiapkan perangkat keras, program serta operator untuk menyukseskan program yang berbasiskan web tersebut agar bisa diakses oleh semua orang tua murid.

Penggunaan sistem "online" selain tidak bisa direkayasa, juga meningkatkan pengguna internet di sekolah maupun di rumah serta menjamin transparansi hak siswa untuk mendapatkan sekolah yang diinginkannya.

Salah satu orang tua siswa yang mendaftar di SMP 2 Kota Bekasi, Ny. Irma, mengatakan, sudah mendengar pendaftaran siswa baru menggunakan sistem "online" namun mengaku tidak mengetahui tata caranya.

Ia mengatakan, dengan datang langsung dan berinteraksi dengan guru atau petugas yang ditunjuk lebih merasa puas dan bisa menanyakan berbagai hal seputar penerimaan siswa baru termasuk mengetahui jadwal pelajaran dan kondisi sekolah.

"Di sekolah kita juga bisa saling bertukar informasi dengan orang tua siswa lain, terkait dengan alternatif sekolah lain yang kualitas pendidikannya cukup bagus," ujar Irma, yang mengaku anaknya tamat dari SD Islam Al Azhar Kemang Pratama Bekasi itu.

0
PSB di Kota Bekasi Menuai Keluhan

Harian Bekasi -- Posko pengaduan masyarakat di Kota Bekasi menerima banyak keluhan dari masyarakat mengenai sistem penerimaan siswa baru (PSB) di Bekasi. Sistem PSB dikeluhakan masyarakat karena dinilai tidak efektif meskipun sudah mengunakan sistem online. Selain itu PSB juga dimanfaatkan beberapa pihak untuk mengejar keuntungan.

" Penerimaan siswa baru di Kota Bekasi seharusnya dapat mempermudah pendaftaran dan mempermudah pengecekan. Tetapi pada kenyataannnya masyarakat masih merasa kesulitan dan menilai sistem tersebut tidak transparan," kata Saroni, Ketua Jaringan Aktifis Pemuda dan Mahasiswa Bekasi, Selasa (14/7).

Saroni mengatakan, NEM siswa tidak dicantumkan pada saat pendaftaran. Selain itu orang tua murid menilai dengan PSB online seharusnya bisa diakses dari jauh. Hal ini jelas Saroni, menunjukkan adanya ketidaksiapan dalam menjalankan sistem PSB online.

"Seharusnya ada kesiapan jaringan didukung dengan kualitas sumber daya manusia (SDM) dalam mengoperasikan sistem tersebut," lanjut Saroni.

Sementara itu masyarakat banyak yang merasa kecewa karena ada indikasi tidak ada transparansi. Selain itu, dengan adanya sistem tersebut seharusnya masyarakat tidak perlu mengantri untuk mendaftar ke sekolah negeri favorit.

Pemerintah Kota (Pemkot) Bekasi mengusahakan sekolah tidak dipungut biaya di sekolah negeri. Namun, hal itu menyebabkan minimnya siswa yang bersekolah di sekolah swasta. "Seharusnya ada pembatasan kuota siswa yang bersekolah di sekolah negeri," katanya.

PSB online tersebut, seharusnya dapat meminimalisasi siswa titipan dari pejabat-pejabat. Sementara itu, masyarakat juga mengeluhkan masih adanya pungutan di sekolah-sekolah negeri, meskipun dinyatakan sekolah negeri dibebaskan dari biaya.

"Ada orang tua siswa yang harus membayar sampai Rp 12 juta untuk masuk SMA Negeri. Ada juga yang harus membayar uang muka sebesar Rp 150 ribu sampai Rp 200 ribu sebagai uang muka, tetapi tidak diterima meskipun NEM-nya mencukupi," kata Saroni.

Sementara itu, Posko pengaduan PSB online di Kabupaten Bekasi, Iwan mengatakan hal yang senada. "Kelemahan pada sistem penerimaan PSB masih menonjol. Hal itu terlihat dari masih banyaknya antrian. Padahal seharusnya dapat diakses dimana saja," katanya.

Menurut Iwan, pada prinsipnya PSB online tersebut bagus karena dapat meminimalisasi titipan-titipan karena aktifitasnya dapat langsung diakses oleh masyarakat. Masalahnya, jelasnya masih kurangnya sosialisasi kepada masyarakat. "

Sekolah di sosialisasikan dengan gencar tetapi masyarakat tidak terkena sosialisasi sehingga masyarakat tetap berbondong-bondong ke sekolah. Itu karena masyarakat belum memahami bagaimana mendapatkan formulir pendaftaran," katanya.

Iwan juga menjelaskan, penerimaan siswa baru terkesan terjadi ketimpangan. Hal itu karena siswa yang mempunyai prestasi sekolah tidak terakomodir masuk sekolah negeri.

Di kabupaten, jelas Iwan, sekolah juga rata-rata melakukan pungutan. Meskipun Bupati tidak memperbolehkan hal itu. Selain itu, pihak sekolah juga menjual buku kepada siswa dengan alasan buku tersebut merupakan anjuran dari pihak sekolah. "Kami masih mendalami hal tersebut untuk nantinya disampaikan kepada Bupati sebagai masukan," kata Iwan.

Sementara itu, ada beberapa kalangan masyarakat yang memaklumi PSB dengan sistem baru ini, "wajar saja kita mencurigai sesutau, namun sistem ini kan baru dan bukan hanya ada di kota dan kabupaten bekasi, tapi diseluruh Indonesia. Sah-sah saja bila ada masyarakat yang mengeluh, disetiap sistem apalagi baru, pasti ada saja kekurangan dan kelebihannya, semoga saja tahun berikutnya sudah lebih baik lagi, karena dengan PSB On-line ini banyak sekolah yang terhindar dari titipan pejabat, oknum wartawan, LSM, oknum dan sebaginya, di sinilah kita mesti tahu bahwa diantara kita yang berkeluh atau berkomentar pasti memiliki kepentingan juga"ujar Pipin dari LSM Cinta negeri kota Bekasi. Menurutnya, dengan Kepemimpinan Disdik Kota Bekasi Sekarang, pendidikan di Kota Bekasi semakin membaik.

0
Lahan Pertanian Bekasi Menyusut

HARIAN BEKASI,-Lahan pertanian berupa tanah sawah dan tanah kering di Kabupaten Bekasi terus mengalami penyusutan setiap tahunnya dengan rata-rata pengurangan 635 hektare. Penyusutan lahan pertanian dapat mengancam ketahanan pangan dengan hilangnya potensi hasil pertanian.

"Penyusutan satu hektare per tahun saja sudah kehilangan sekitar 8 ton beras. Bisa dibayangkan jika penyusutan hingga ratusan hektare," ujar Kepala Bidang Tanaman Pangan, Dinas Pertanian Kab. Bekasi, Sobni saat ditemui di Kab. Bekasi, Selasa (14/7).

Menurut Sobni, penyusutan lahan tersebut mayoritas beralih fungsi menjadi kawasan perumahan dan perindustrian. Perkembangan daerah industri dengan potensi Kab.Bekasi terhadap pengembangan industri dan semakin bertambahnya penduduk, kata dia, menjadi salah satu faktor utama cepatnya lahan pertanian menyusut.

"Bukan tidak mungkin, jika tidak mendapat perhatian, penyusutan lahan pertanian akan merugikan dalam hal ketahanan pangan. Dan Kab. Bekasi yang menjadi salah satu lumbung padi Jawa Barat tidak akan mampu lagi memenuhi kebutuhan pangannya sendiri," katanya.

Berdasarkan data Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kabupaten Bekasi diketahui, dari total wilayah Kabupaten Bekasi 127.388 hektare, luas lahan pertanian pada tahun 2003-2004 adalah 55.989 hektare. Dengan rata-rata penyusutan sekitar 635 Ha, kini lahan pertanian di Kab. Bekasi tersisa sekitar 52.000 Hektare

0
Tiga Pasar Tradisional di Bekasi Direvitalisasi

Harian Bekasi - Tiga pasar tradisional di Kota Bekasi, Jwa Barat, masuk dalam program revitalisasi menjadi pasar modern, karena sudah tidak layak pakai.

Kepala Dinas Perekonomian Rakyat Kota Bekasi Saur Tampubolon, mengatakan konstruksi tiga pasar tradisional itu sudah usang. "Sudah waktunya diganti," katanya kepada wartawan, Jumat (10/7).

Tiga pasar tradisional yang dimaksud adalah, Pasar Pondok Gede, kini masih dalam tahap pembangunan. Kemudian pasar Baru, dan pasar Proyek yang akan dijadikan Bekasi Junction.
Pasar Baru dan Bekasi Junction belum bisa direvitalisasi karena masih terjadi sengketa antara pedagang dan pemulung, mengenai harga jual kios baru. "Mudah-mudahan setelah lebaran (akhir September) proyek itu sudah jalan," katanya.

Ny Yarnis, salah seorang pedagang mengaku setuju pasar Proyek direvitalisasi menjadi Bekasi Junction. Sebab, bangunan pasar didirikan pada 1980, sehingga sudah rapuh.

"Tetapi kami minta format Bekasi Junction tetap seperti pasar tradisional," katanya. Mengenai harga kios, pedagang mengusulkan harga satu kios muka satu Rp 11 juta, dan kios muka dua Rp 12 juta. Pembayaran diangsur 10 tahun, dengan uang muka 10 persen dari harga kios.
Selain itu, pedagang yang memiliki sisa waktu hak guna pakai bangunan lama mendapat ganti rugi, jumlahnya ada 500 pedagang.

0
Perbaikan Jl Raya Bekasi Potensi Macet

Harian Bekasi - Perbaikan jalan di depan Perumahan Taman Moderen, Jalan Raya Bekasi, Cakung, Jakarta Timur, berpotensi membuat arus lalu lintas macet.

Perbaikan jalan itu disambut baik warga dan pengendara, namun saat pekerjaannya haruslah dilengkapi rambu lalu lintas dan petugas, agar arus lalu lintas berjalan lancar.

Hari biasa saja, kata satu pengendara, arus lalu lintas di lokasi tersebut rawan macet, apalagi ada pekerjaan perbaikan jalan. “Sebaiknya pekerjaan dilaksanakan pada malam hari, dan siangnya ada petugas mengatur lalu lintas.”

Petugas mengimbua pengendara lalu lintas, tetap hati-hati dan menjaga kecepatan sesuai rambu lalu lintas. Moga tiba di kantor dan rumah dalam keadaan selamat serta sehat bugar.

0
600 Rambu Jalan di Bekasi Raib

Harian Bekasi, Rambu jalan berupa petunjuk, larangan, serta imbauan bagi pengguna jalan di Bekasi banyak yang raib dengan cara digergaji.

“Ada puluhan rambu lalu lintas, terutama larangan berhenti dan tidak diperkenankan parkir di sekitar Jalan A Yani, Sudirman, Cut Meutia, dan Kartini yang raib. Kami sangat menyayangkan aksi pencurian tersebut,” kata Kepala Dinas Perhubungan Kota Bekasi, Agus Dharma, di Bekasi, Senin.

Menurut dia, rambu yang terbuat dari aluminium itu memang laku dijual meski nilainya tidak seberapa. Namun, karena tidak ada rambu, arus lalu lintas jadi terganggu.

“Pelakunya hanya orang iseng, bukan orang yang sengaja merusak rambu dalam jumlah banyak. Kami hanya menggiatkan patroli dalam mengawasi rambu yang ada,” ujar Agus.

Jumlah rambu lalu lintas di Kota Bekasi sekitar 600 buah. Rambu yang paling banyak hilang adalah tanda larangan berhenti, larangan parkir, larangan membunyikan klakson di tempat peribadatan, dan batas kecepatan.@Yusrizal

0
Ada proyek BKT, Jalan Raya Bekasi Macet

Harian Bekasi, Jalan Raya Bekasi, Jakarta Timur akan semakin macet. Pasalnya proyek pembangunan Banjir Kanal Timur sudah sampai di jalanan tersebut. Bahkan sejak Selasa semalam sudah ada pengalihan arus lalu lintas, lantaran badan jalan akan digali untuk dibikin jembatan.

Rabu pagi ini, dari arah Bekasi ke Pulogadung macet total. “Tidak ada pengalihan arus lalu lintas saja macet, apalagi ada. Aduh saya sudah 30 menit lebih belum keluar dari Harapan Indah,”keluh Suryana warga Harapan Indah yang tiap hari lewat jalan tersebut.

Suryana berharap jalanan untuk pengalihan arus lalu lintas itu diperlebar. Bahkan seharusnya juga dibangun dari arah Bekasi. Jangan hanya yang dari arah Cakung saja.

Proyek BKT itu akan membuat sungai baru yang membentang dari Cipinang Jakarta Timur hingga Marunda Jakarta Utara. Proyek ini membangun puluhan jembatan baru karena sungai tersebut melewati atau memotong jalanan yang sudah ada termasuk Jalan Raya Bekasi yang sekarang diganti jadi Jalan Sultan Hamengkubowono IX.

Untuk proyek BKT di Jalan Raya Bekasi, jembatan yang dibangun adalah tepat di perbatasan wilayah Jakarta Timur dengan Bekasi. Atau hanya beberapa meter dari Gerbang Harapan Indah.

Selama ini jalanan tersebut selalu macet, terutama karena ada Pasar Ujung Menteng tidak jauh dari proyek BKT tersebut. Selain itu disiplin pengendara motor juga sangat mengkhawatirkan.

“Harusnya polisi diperbanyak. Baik dari Polres Bekasi maupun Polres Jakarta Timur. Jangan biarkan motor seenaknya, jadi tambah macet,”tambah Pranoto warga Pondok Ungu, Bekasi. (binsar)

0
Kasus Korupsi Mantan Sekwan Bekasi ke Pengadilan

Harian Bekasi - Kasus dugaan korupsi yang dilakukan mantan sekretaris DPRD kota Bekasi, Sup yang kini menjabat sebagai Kadis Sosial kota Bekasi akan bergulir ke pengadilan dengan ditetapkannya jadwal persidangan pertama pada Senin (13/7) mendatang.

Kepala Kejaksaan Negeri kota Bekasi, Sucipto, di Bekasi, Kamis, mengatakan Sup terlibat dugaan korupsi hingga negara dirugikan sebesar Rp89 juta dari proyek pengadaan peralatan multi media senilai Rp450juta.

Selain Sup yang kini ditetapkan sebagai tahanan kota, juga dinyatakan bersalah, EN direktur PT RDU yang menjadi rekanan pengadaan peralatan multimedia tersebut.

EN sebagai pemenang tender tidak melaksanakan kekurangan alat multimedia sesuai dengan kontrak yang telah disepakati. Harusnya ada peralatan berupa LCD TV yang ditempatkan di luar dewan hingga memungkinkan warga melihat aktivitas di dalam ruang sidang dari luar serta sebuah peralatan pensuplai listrik.

"Peralatan tersebut dananya termasuk dalam proyek senilai Rp450 juta tetapi ketika penyerahan barang, keduanya tidak ada sementara pembayarannya dibayar untuk semua item barang," ujarnya didampingi Kasi intelijen Husein.

Pembayaran lunas itu jelas menyalahi aturan dan merupakan kesalahan fatal. Seharusnya, Sup sebagai Sekwan saat itu tidak membayar lunas sesuai nilai kontrak, apalagi masih ada kekurangan alat yang harus dipenuhi pihak PT RDU.

Atas perbuatan tersebut negara diketahui mengalami kerugian sebesar Rp89 juta. Dalam kasus tersebut terdakwa diancam pasal berlapis. Yakni, pasal 2 dan pasal 3. Undang-undang, tindak pidana korupsi no 31 tahun 1999 Yunto UU no 20 tahun 2001 tentang tidak pidana korupsi (Tipikor)

Pengenaan pasal 2, terdakwa akan diancam pidana maksimal penjara seumur hidup dan denda minimal Rp200 juta hingga Rp1 miliar, sementara pidana pasal 3 disebutkan terdakwa ancaman hukuman maksimal seumur hidup dan denda minimal Rp50 juta hingga Rp1 miliar.(*)

0
Pengumuman Kelulusan Siswa Rata-rata

HarianBekasi,Bekasi.
Pengumuman hasil masuk sekolah tahun Ajaran Baru mulai dibuka hari ini (7/7). Kelulusan rata-rata nilai siswa sangat signifikan.

Dari pantauan BekasiOnline dilapangan, pengumuman hasil tes masuk Ajaran Baru tidak memberi angka yang signifikan. Kululusan dibawah rata-rata 65.02 dari 652 siswa. Dari hasil tersebut, terpampang nilai siswa yang lulus dimasing –masing sekolah. Diantara daftar kelulusan siswa adalah sekolah menengah di desa Setia Mekar, seperti SMPN 8, kelulusan yang diterima 387 siswa dari 479 siswa dengan nilai tertinggi 73.66 dan terendah 46.78. Sedang ketidaklulusan berjumlah 29 siswa dengan nilai 46.77 dan nilai terendah 31.93. Berbeda dengan SMPN 6 jumlah siswa yang mendaftar adalah 652 siswa. Angka kelulusan yang diterima 395 siswa dengan nilai tertinggi 77.86 dan terendah 65.00. Sementara angka yang tidak lulus adalah 257 siswa. Untuk tingkat sekolah menengah atas, SMAN 2 Tambun Selatan kelulusan siswa yang diterima 407 siswa dengan nilai 78.20 dan nilai terendah 73.11.

Menurut Kepala UPTD Tambun Selatan mengatakan angka yang tidak lulus merupakan jumlah yang cukup signifikan. “ Ketidaklulusan hanya berkisar 0,5 % saja, sedang yang menonjol lebih kepada prestasi siswa seperti program olympiade SO2N seperti lomba Catur,” Katanya.

0
Hasil Rekapitulasi 23 Kecamatan Di Umumkan KPUD

Harian Bekasi,Bekasi.
Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Bekasi, siang tadi mengumumkan hasil Rekapitulasi suara pemilihan presiden (pilpres) dari 23 Kecamatan. SBY - Boediono menang mutlak atas dua kandidat lainnya, dengan perolehan suara 801.739 suara.

Keputusan rapat pleno rekapitulasi ini dihadiri oleh para panitia pemilihan Kecamatan (PPK). Pelaksanaan rekapitulasi berlangsung dengan tenang. Kemenangan multak SBY - Boediono merauk perolehan suara sebesar 801.739 suara. Sedang pasangan nomor urut satu berjumlah 328.461 suara. Disusul dengan pasangan nomor urut tiga dengan perolehan sebesar 89.825 suara.

Salah satu anggota KPU Kabupaten Bekasi, Inen, mengatakan hasil rekapitulasi ini selanjutnya akan dibawah ke tingkat propinsi, yaitu Gubernur Jawa Barat. Hingga saat ini, Inen menerangkan bahwa hasil rekapitulasi se-Kecamatan belum dapat dibawa langsung ke Gubernur Jawa Barat. " Kemungkinan kita masih menunggu keputusan Ketua KPUD. Bisa nanti atau besok pengawalan oleh aparat Kepolisian," jelasnya.

Terkait soal perlengkapan administatif, KPUD juga belum menerima sub copy-an dari masing-masing PPK. Dharma.

0
Perampokan Rp50 Juta Masih Diusut

BEKASI -Polisi masih menyelidiki kasus perampokan yang menimpa nasabah bank, di Jl Pangkalan Bambu, Kelurhan Perwira, Bekasi Utara, pada Selasa lalu.

Selain Willy Andi, 35 dan Seno, 36, korban dan saksi tidak jelas melihat wajah pelaku, kawanan yang bejumlah empat orang ini juga mengenakan helem rapat. “Korban ketakutan karena pelaku mengeluarkan golok dan celurit,” ujar AKP Ny Dewi, Kapolsek Bekasi Utara.

Menurut keerangan, sekitar pukul 09:30, Willy dan Seno, warga Pondok Ungu Permai Blok AD RT 002/10, Desa Bahagia, Babelan Kabupaten Bekasi menyetorkan uang ke satu bank di daerah Medansatria. Mengendarai sepeda motor Honda bebek, keduanya melintas di jalan lingkar utara.

Namun, sesampainya di lokasi kejadian, dua sepeda motor yang ditumpangi empat pelaku memotong laju kendaraan korban, sehingga terjatuh. Mengetahui korbannya jatuh, dua lelaki menghampiri dan mengacung-acungkan golok, membuat kedua korban ketakutan dan kabur. Sementara tas bersii uang Rp 50 juta yang dipegang Seno dilepaskan lalu dibawa kabur pelaku kea rah Pondok Ungu. (saban/B)

0
Dukun Pengganda Uang Ditangkap

BEKASI - Dukun pengganda uang ditangkap aparat Polsek Bekasi Utara dari rumahnya di Perumahan SBS Blok A Nomor 12 RT 09 RW 08, Kelurahan Harapan Jaya Kota Bekasi itu, Selasa (14/7) pukul 21.00

Dari rumah Wahyu Widodo, 50, polisi menyita sejumlah barang bukti berupa uang tunai sekitar Rp 1,2 juta, dan lembaran kertas berbentuk uang termasuk sekarung daun sirih yang disimpan dalam kardus.

Penggerebekan ungkap Kapolsek Bekasi Utara, Ajun Komisaris Polisi Dewi Setiowaty, dilakukan setelah pihaknya mendapat informasi dari masyarakat atas ulah dukun pengganda uang tersebut.

Saat digerebek, tersangka sedang melayani dua orang pasiennya asal Bandung . Dua pasein itu, semula datang ke rumah tersebut setelah membaca iklan di sebuah surat kabar ibu kota bahwa di alamat itu ada paranormal yang dapat menyembuhkan berbagai jenis penyakit.

Keterangan yang diperoleh tersangka mengaku dapat menggandakan uang dari Rp 20 juta menjadi Rp 1,4 miliar. Ternyata, sudah banyak korban yang tertipu tetapi tidak ada yang berani melaporkan ke polisi karena dukun pengganda uang itu juga mengaku sebagai paranormnal. (saban/B)

0
Wanita Pedagang Dihabisi Karyawan

BEKASI- Wanita pedagang yang ditemukan tewas di rumahnya Perumahan Galaxi Bekasi, Jawa Barat , Rabu pagi sekitar pukul 09.00 diduga dihabisi oleh karyawannya.

Polres Metro Bekasi yang menangani kasus tersebut, kini memburu Edi Sutanto alias Mamat, 21, karyawan yang baru sepekan bekerja di toko “UD Lincah ” milik Cahyadi Purnama, 79, tersebut.

“Kami masih mengejar tersangka. Identitasnya sudah ada, selain itu kami juga menyita sejumlah barang bukti seperti senjata tajam dan kaon milik korban, “kata Kasat Reskrim Polres Metro Bekasi, Kompol Budi Sartono di tempat kejadian, Rabu.

Mayat Thong Tiaw Miay, 69, yang oleh warga setempat dikenal dengan sebutan Enci Maya, ditemukan tewas oleh suaminya Cahyadi Purnama , 70, (bukan karyawan seperti diberitakan sebelumnya).

Pagi tadi, Cahyadi pemilik Usaha Dagang (UD) “Lincah” di Blok G 23, Perumahan Galaxi membeli lontong sayur untuk sarapan. Dia kaget melihat pintu terbuka. Sesaat kemudian Cahyadi menjerit melihat istrinya tewas di lantai dua rumah merangkap toko tersebut dekat kamar mandi dengan bersimbah darah.

Tubuhnya penuh luka di mata, leher dan tangan. Diduga sebelum dibunuh, wanita tua ini sempat melawan. Ada kemungkinan dia dihabisi karena memergoki karyawannya mau mencuri harta korban.

Penemuan mayat itu lalu dilaporkan ke Polres Metro Bekasi. Belum diketahui barang apa yang hilang. Namun laci tempat menyimpang uang terbuka serta kunci brankas hilang.

“UD Lincah” menjual kebutuhan masyarakat terutama beras. Di toko tersebut ada tiga karyawan, yakni Emi, Udin dan Mamat yang baru sepekan masuk kerja.Kedua pembantu tersebut masih dimintai keterangan oleh polisi. (saban/B)

0
Wanita Pedagang Dibunuh

BEKASI - Wanita pengusaha ditemukan tewas di rumahnya di Perumahan Galaxi Bekasi, Jawa Barat , Rabu pagi sekitar pukul 09.00. Diduga korban dibunuh perampok yang menyantroni rumah sekaligus tempat usaha dagang tersebut.

Menurut informasi di tempat kejadian, Thong Tiaw Miay, 69, yang oleh warga setempat dikenal dengan sebutan Enci Maya, ditemukan tewas oleh karyawannya Cahyadi, 39.

Pagi tadi, Cahyadi akan bekerja di Usaha Dagang (UD) “Lincah” di Blok G 23, Perumahan Galaxi. Dia kaget melihat pintu terbuka. Sesaat kemudian Cahyadi menjerit melihat majikannya tewas bersimbah darah.

Penemuan mayat itu lalu dilaporkan ke Polres Metro Bekasi. Hingga berita ini diturunkan polisi masih melakukan olah TKP. Belum diketahui barang apa yang hilang. Namun menurut warga selama ini, korban tinggal sendirian di rumah sekaligus toko yang menjual kebutuhan masyarakat tersebut. (saban/B)

0
PPL di Bekasi Temukan 34 DPT Ganda

BEKASI (Pos Kota) - Petugas pemilu lapangan (PPL) Kelurahan Sepanjangjaya, Kecamatan Rawalumbu, Kota Bekasi, menemukan 34 (Daftar Pemilih Ganda) di Tempat Pemungutan Suara (TPS) 26 di RW 6 kelurahan setempat.

Dahlan, petugas, juga menemukan satu nama calon pemilih, terdapat pada tiga TPS. kasus ini diserahkan ke Panwaslu Kota Bekasi.

Ketua Panwaslu Kota Bekasi Achmad Haikal, didampingi Yayah Nahdiyah SH, mengaku telah menerima temuan PPL di wilayah tersebut. Kemudian memberi catatan khusus kepada instansi terkait agar kasus ini diwaspadai.

Sebelumnya, Panwaslu Kota Bekasi juga menerima laporan mengenai 824 warga yang belum masuk DPT di dua wilayah kecamatan di Kota Bekasi, “Saya mempertanyakan kinerja KPU Kota Bekasi, kenapa kasus yang serupa terjadi lagi,” ucap Yayah Nahdiyah di kantor Panwaslu Kota Bekasi, Senin (6/7).

(syamsir)

0
824 DPT Pilpres Bermasalah di Kota Bekasi

BEKASI - Sekitar 824 Daftar Pemilih Tetap (DPT) pada dua wilayah Kecamatan di Kota Bekasi diduga bermasalah, padahal waktu pelaksanaan pemilihan presiden (Pilpres) tinggal 4 hari lagi.

DPT yang bermasalah itu terdapat di wilayah Kecamatan Bekasi Barat dan Bekasi Utara. Disebut-sebut daftar sebanyak itu belum masuk di data KPU (Komisi Pemilihan Umum) setempat.

Yayah Nahdiyah SH, anggota Panwaslu Kota Bekasi, membenarkan adanya hal itu, namun persoalan itu, kata dia, ditangani oleh pihak KPU Kota Bekasi, “Lebih rincinya supaya dikonfirmasi ke KPU dan pihak PPK nya,” kata Yayah, Sabtu (4/7).

0
Kondisi Pendidikan di SMA

SEKOLAH MENENGAH ATAS :

Kondisi Pendidikan SMA bila dilihat tahun 2006 dilihat dari segi jumlah secara keseluruhan adalah 86 Sekolah, dengan perincian 15 SMA Negeri dan 71 SMA Swasta. Wilayah Kecamatan yang memiliki jumlah terbanyak Kecamatan Bekasi Timur (12 Sekolah), Pondokgede (11 Sekolah), Bekasi Utara (10 Sekolah), Jati Asih/Medan Satria/Rawalumbu (masing-masing 8 Sekolah), Mustika Jaya (5 Sekolah), sedangkan wilayah kecamatan yang terkecil masing-masing 2 Sekolah terdapat di Kecamatan Bantargebang dan Jatisampurna.

Secara umum APM tingkat SMA di Kota Bekasi tahun 2007 berdasarkan hasil pengolahan data menunjukkan angka 41,29%. Akan tetapi, hanya 2 (dua) wilayah Kecamatan yang mencapai APM di Atas 70%, yaitu Bekasi Selatan (82,38%) dan Bekasi Timur (73,37%), diikuti dengan kecamatan Medan Satria (56,87%) dan Mustika Jaya (46,84%), rata-rata kecamatan lainnya pencapaian APM berada di bawah 40%, sebagaimana terlihat pada tabel Rasio Penduduk : Siswa SMA di Kota Bekasi sebagai berikut.

Tabel 1.22.

Rasio Penduduk dan Siswa SMA di Kota Bekasi

No

Kecamatan

Penduduk

16 - 18

Tahun

Jumlah

SMA

Jumlah

Siswa

SMA

Rasio Penduduk : Siswa SMA

1

PONDOKGEDE

10,452

11

4,228

40.45

2

JATIASIH

8,034

8

2,930

36.47

3

BANTARGEBANG

7,244

2

1,288

17.78

4

BEKASI TIMUR

9,253

12

6,789

73.37

5

BEKASI SELATAN

9,977

11

8,219

82.38

6

BEKASI BARAT

8,562

6

869

10.15

7

BEKASI UTARA

10,636

10

2,637

24.79

8

JATISAMPURNA

4,676

2

1,494

31.95

9

MEDAN SATRIA

6,487

8

3,689

56.87

10

RAWA LUMBU

7,771

8

2,345

30.18

11

PONDOK MELATI

7,776

3

2,600

33.44

12

MUSTIKA JAYA

7,850

5

3,677

46.84

Jumlah

98,718

86

40.765

41.29

Apabila dilihat dari data di atas dapat terlihat, rata-rata Rasio Sekolah: siswa adalah 1 banding 478,94 Siswa dengan jumlah rata-rata diakomodir 8,91 kelas. Sementara itu, rasio Guru: Siswa apabila dilihat secara keseluruhan termasuk kategori sangat cukup karena rasionya 1 banding 18,44, tetapi khusus di Kecamatan Bantargebang (1 : 99,08) dan Kecamatan Pondok Melati (1: 55,32) masih termasuk kategori sangat kurang.

Di sisi lain, apabila dilihat dari rata-rata Rasio Kelas : Siswa SMA Negeri dan Swasta Kota Bekasi termasuk kategori cukup dengan kapasitas 1 kelas mampu melayani 40,50 Siswa, tetapi ada 3 Kecamatan termasuk Kategori tidak memenuhi standar pelayanan pendidikan, yaitu: Kecamatan Bantargebang (1: 75,76), Jati Sampurna (1 : 55,33) dan Kecamatan Pondok Melati (1 : 63,41), sedangkan kategori melebih standar 1: 40, terdapat pada 3 Kecamatan yaitu Kecamatan Jatiasih (1: 43,09); Kecamatan Bekasi Selatan (1: 46,70); dan Kecamatan Medan Satria (1: 45,29).

Akan tetapi apabila dilihat dari rasio Kelas : Siswa di SMA Negeri terlihat angka 1 : 51,02 siswa. Hal ini secara fisik berdasarkan standar pelayanan minimum 1 : 40 sudah melebih batas minimal. Akan tetapi praktek di lapangan justru masih banyak Sekolah yang masih menggunakan 2 shift dalam proses belajar mengajar sehingga rasionalisasi rasio Kelas : Siswa masih dapat di atasi.

Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)

Potensi wilayah Kota Bekasi sebagai Kota Jasa dan Perdagangan merupakan suatu konsekuensi bagi dunia pendidikan kejuruan atau Sekolah Menengah Kejuruan untuk melakukan reengineering kompetensi dan kontribusi SMK terhadap perkembangan global, khususnya di Kota Bekasi. Namun, jumlah SMK di Kota Bekasi saat ini baru mencapai 69 SMK, dengan perincian 3 SMK Negeri dan 66 SMK Swasta.

Akan tetapi dari sejumlah data sekolah di atas berdasarkan kecamatan, dapat dianalisis tingkat rasio penduduk usia 16 – 18 Tahun pada Rasio Penduduk dan Siswa SMK secara keseluruhan mencapai angka sebesar 35,52%. Berdasarkan tabel di bawah ini, terdapat data bahwa rasio penduduk dan siswa SMK hanya di Kecamatan Bekasi Timur justru mencapai 100,29%, sedangkan kecamatan lainnya rata-rata di bawah 40%. Kondisi ini menarik untuk dikaji melihat trend pengembangan SMK diharapkan lebih besar dibandingkan dengan pertumbuhan SMA ke depan. Data Rasio Penduduk Usia 16 – 18 tahun dan Siswa SMK di Kota Bekasi, dapat terlihat di bawah ini.

Tuesday, July 14, 2009

0
2 (Dua) Siswa Kota Bekasi Meraih Prestasi Kejuaran Catur Siswa Sedunia Tahun 2009, Menjadi Juara pada 5th World School Chess Championship di Tesalonik

Sebagaimana diberitakan sebelumnya bahwa ada 9 (sembilan) siswa delegasi Indonesia yang diutus mengikuti 5th World School Chess Championship (Kejuaran Catur Tingkat Sekolah Se-Dunia yang Kelima) oleh Depdiknas, di Tesalonika, Yunani, 25 April s.d. 5 Mei 2009. Kejuaraan catur siswa antar sekolah se-dunia ini diikuti oleh 307 siswa dari 28 negara, meliputi berbagai kelompok umur, menempuh 9 (sembilan) putaran. Kesembilan siswa itu adalah Medina Warda Aulia (Kota Bekasi), Anastasia Patrick (Jakarta) Jodi Azarya (Kota Bekasi), Sean Winshand Cuhendi (Jakarta), Masruri Rahman (Jakarta), Farid Firmansyah (Kota Bekasi), Anugrah Setio Pambudi (Kebumen), Rida Mutiani (Bandung), dan Dewi Anastasia A. Citra (Tarakan). Depdiknas sendiri membuat target 3 (tiga) emas dapat diraih oleh siswa delegasi Indonesia pada kejuaran ini.

Hasil kejuaran yang bisa diakses di situs http://gamesfestival.chessdom.com sebagai berikut :

No

Nama Siswa

Asal Sekolah

Ranking

Poin

1.

Medina Warda Aulia

SDN Teluk Pucung Bekasi (Girls U 13)

2

6,5

2.

Anastasia Patrick

SD St. Theresia Jakarta (Girls U 11)

8

5,5

3.

Jodi Azaria

SD Marsudirini Kemang Pratama, Bekasi (Boys U 11)

13

5,0

4.

Sean Winshand Cuhendi

SDK 6 BPK Penabur Jakarta (Boys U 13)

20

5,0

5.

Masruri Rahman

SMPN 78 Jakarta (Boys U 13)

1

7,0

6.

Anugrah Setio Pambudi

SMPN 1 Ambal, Kebumen, Jawa Tengah (Boys U 15)

17

4,5

7.

Rida Mutiani

SMPN 25 Bandung (Girls U 15)

11

4,5

8.

Farid Firmansyah

SMA PGRI 1 Bekasi (Open 17)

1

7,0

9.

Dewi Anastasia A. Citra

SMAN 1 Tarakan, Kalimantan Timur (Girls U15)

3

6,5

Berdasarkan hasil kejuaran tersebut prestasi siswa Indonesia, walaupun tidak mencapai target 3 (tiga) emas, namun siswa Indonesia telah berjuang dan berprestasi cukup baik dengan merebut 2 (dua) emas oleh Farid Firmansyah (Open 17) dan Masruri Rahman (Boys U 13), 1 (satu) perak oleh Medina Warda Aulia (Girls U 13), dan 1 (satu) perunggu oleh Dewi Anastasia A. Citra (Girls U15). Dewan Pendidikan Kota Bekasi melihat bahwa prestasi 2 (dua) orang siswa Kota Bekasi pada 5th World School Chess Championship (Kejuaran Catur Tingkat Sekolah Se-Dunia yang Kelima), yakni Farid Firmansyah SMA PGRI 1 Bekasi (Open 17) dan Medina Warda Aulia SDN Teluk Pucung Bekasi (Girls U 13) ini perlu mendapat perhatian, pemberitaan, dan penghargaan dari stakeholders pendidikan Kota Bekasi, yang telah menggapai wujud prestasi di tingkat internasional, membangun citra pendidikan Kota Bekasi.